Angin malam menyelinap
pelan-pelan dari lubang ventilasi kamar dan menyebarkan rasa dingin yang
menusuk hingga ke tulang. Selimut tebal adalah senjata ampuh buat saya
saat ini untuk menepis rasa dingin dari hembusan angin yang disesapi
sisa hujan malam ini. Kombinasi keadaan ini seharusnya sudah berhasil
membuat saya hadir ke ruang mimpi. Memasrahkan alam bawah sadar saya
kepada sesuatu yang tak kasat mata namun terasa nyata. Meregangkan
kepenatan dari siang yang panas dan membosankan.
Tapi... Angka 03:30 pada jam weker digital diatas meja tulis disamping tempat tidur saya adalah sebuah indikator yang cukup bisa dipercaya bahwa kombinasi itu bukanlah dosis yang tepat untuk dapat menidurkan saya malam ini.!
Iri juga rasanya melihat permaisuri tercinta sudah terjerat dalam mimpinya yang sempurna. Saya pun mencoba memejamkan mata namun tak juga berhasil. Gonta-ganti posisi tidur hingga nungging dan guling-guling, ugh... Tidur berkualitas tak juga teretas.
Ah... Sudahlah. Akhirnya saya hanya bisa pasrah pada jiwa yang malam ini agak enggan mengistirahatkan raga yang memang sudah lelah. Saya lalu berinisiatif untuk berdo'a daripada terperangkap dalam godaan lamunan yang bisa berujung dosa. Do'a saya sangatlah sederhana : "Tuhan... Izinkanlah saya tidur sebentar saja. Amin...".
Selesai berdo'a tiba-tiba saya tersadar pada kata-kata dalam do'a saya sendiri.
Astaga...! Bukankah tidur hanyalah sebuah hal kecil yang sangat sederhana buat saya selama ini.? Sebuah rangkaian rutinitas yang dengan sangat mudah untuk saya lakukan.?
Tiba-tiba saya merasa malu pada Tuhan. Untuk hal yang sepele saja saya sudah mengeluh.
Ketidak tiduran malam ini menyelipkan setitik pembelajaran buat saya. Sebuah teguran manis sekaligus introspeksi dari pengabaian rasa syukur terhadap nikmat yang bernama te-i-de-u-er. Saya lalai untuk menyemai hikmah bahwa masih banyak orang diluar sana yang mengidap permasalahan kronis untuk urusan tidur atau dalam istilah kerennya insomnia. Padahal saya diberikan karunia untuk bisa tidur nyenyak dengan aman sentosa dan bahagia selama ini. Semoga saja saya bisa terus untuk bersyukur tentang hal-hal kecil dalam hidup sehingga kelak bisa menjadi orang yang baik hati, tidak sombong dan rajin menabung. :)
Tapi... Angka 03:30 pada jam weker digital diatas meja tulis disamping tempat tidur saya adalah sebuah indikator yang cukup bisa dipercaya bahwa kombinasi itu bukanlah dosis yang tepat untuk dapat menidurkan saya malam ini.!
Iri juga rasanya melihat permaisuri tercinta sudah terjerat dalam mimpinya yang sempurna. Saya pun mencoba memejamkan mata namun tak juga berhasil. Gonta-ganti posisi tidur hingga nungging dan guling-guling, ugh... Tidur berkualitas tak juga teretas.
Ah... Sudahlah. Akhirnya saya hanya bisa pasrah pada jiwa yang malam ini agak enggan mengistirahatkan raga yang memang sudah lelah. Saya lalu berinisiatif untuk berdo'a daripada terperangkap dalam godaan lamunan yang bisa berujung dosa. Do'a saya sangatlah sederhana : "Tuhan... Izinkanlah saya tidur sebentar saja. Amin...".
Selesai berdo'a tiba-tiba saya tersadar pada kata-kata dalam do'a saya sendiri.
Astaga...! Bukankah tidur hanyalah sebuah hal kecil yang sangat sederhana buat saya selama ini.? Sebuah rangkaian rutinitas yang dengan sangat mudah untuk saya lakukan.?
Tiba-tiba saya merasa malu pada Tuhan. Untuk hal yang sepele saja saya sudah mengeluh.
Ketidak tiduran malam ini menyelipkan setitik pembelajaran buat saya. Sebuah teguran manis sekaligus introspeksi dari pengabaian rasa syukur terhadap nikmat yang bernama te-i-de-u-er. Saya lalai untuk menyemai hikmah bahwa masih banyak orang diluar sana yang mengidap permasalahan kronis untuk urusan tidur atau dalam istilah kerennya insomnia. Padahal saya diberikan karunia untuk bisa tidur nyenyak dengan aman sentosa dan bahagia selama ini. Semoga saja saya bisa terus untuk bersyukur tentang hal-hal kecil dalam hidup sehingga kelak bisa menjadi orang yang baik hati, tidak sombong dan rajin menabung. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar